Minggu, Januari 22, 2017

Kisahku -sabar

"Aku bingung, mau menjodohkanmu dengan siapa." ujar seorang temanku

Cantik, biasa
Pintar, biasa
Kaya, biasa
Rajin, biasa
Sholehah, masih banyak belajar

Cita-citaku atau obsesiku? 
Aku bercita-cita menyelusuri bumi ini, menapaki ciptaan-Nya, menyukuri nikmat-Nya.
Aku mulai menabung untuk memulai obsesiku untuk menjelajahi dunia.
Aku mulai bermimpi menapaki negara-negara yang awalnya hanya bisa aku lihat dari majalah, TV maupun internet.

Aku bercita-cita untuk tinggal beberapa waktu dinegara-negara tersebut seminggu, sebulan, setahun tapi tidak untuk selamanya. Karena aku akan mati, dan aku juga mencintai negaraku Indonesia.

Hanya itu, apakah terlalu besar atau terlalu menakutkan?

Tapi sepertinya bukan

Aku yakin, karena memang belum saatnya saja
Ya, memang belum tiba saatnya
Bersabarlah


*thin220117

Kisahku -cinta

Pernahkah kau mencintai seseorang dalam waktu yang lama?
Aku pernah mengalaminya, 3 kali

Pertama saat aku smp kelas 1, butuh 4 tahun untuk melupakan
Kedua saat aku sma kelas 2, butuh 9 tahun untuk melupakan
Ketiga saat aku kerja, butuh berapa waktu untuk melupakan, saat ini aku belum tahu

Sebenarnya bukan waktu untuk melupakan tapi waktu untuk berpaling, akupun tak pernah yakin apakah aku benar-benar mencintai karena aku hanya menunggu waktu untuk menghapuskan.

Apakah hanya tiga orang ini? Kurasa tidak, karena ada banyak laki-laki yang ku sukai atau kagumi tapi hanya sebatas itu tidak lebih. Dan tidak perlu menunggu waktu untuk menghapuskan, karena memang tidak tersimpan dalam memoriku.

Manakah yang terasa sakit? Semuanya terasa sakit, tapi yang terakhir lebih sakit karena mungkin waktu yang tidak tepat. Ia datang disaat aku menantikan seseorang yang menjadi pilihan untuk mendampingiku kelak diusiaku saat ini.

Tapi sepertinya memang bukan saatnya, aku masih harus bersabar menunggu waktu menjawab semuanya.

Apa ikhtiarku? Aku tak yakin apa aku sudah berikhtiar dengan baik, aku hanya tidak berani untuk melangkah dan mengharap dijemput untuk melangkah. Ketidak percayaan diri mungkin menjadi sebab tapi entahlah akupun tidak yakin.

Aku hanya berharap sepeti yang teman-teman dekatku lalui, mereka tidak memilih dan mengejar tetapi dipilih dan dikejar.

Aku bingung dan pasrah akan segala kehendak-Nya, bukan menyerah. Aku hanya akan lebih banyak berdoa kembali untuk mimpiku yang satu ini.



*thin220171      














Kisahku -hati

Hari itu aku menerima sebuah pesan, pesan rekomendasi seorang ikhwan berusia jauh dariku sedang mencari istri. Air mataku menetes, perih sekali jawaban yang aku terima, setelah menunggu 10 hari bukan jawaban maaf atau penyemangat untukku. Tapi sebuah pesan bahwa aku harus melupakannya. Dari awal sebenarnya aku sudah ragu untuk menyampaikannya, aku sadar itu. Dua kali ditolak seharusnya membuatku sadar dan tak lagi berharap, aku tak berdaya dengan hati kecilku yang ingin terus berharap. Kali ini sama dengan 2 penolakan sebelumnya, tidak dengan jawaban yang jelas, hanya tersirat, mungkin itu yang membuat hati kecil ini terus berharap.

Aku selalu merasa tidak sempurna dengan apa yang aku miliki, selalu tidak bersyukur atas segala yang diberikan, selalu mengeluh dengan kondisi yang aku ciptakan sendiri. Aku seakan lupa bahwa segala nikmat yang kudapat mungkin tidak didapat orang lain. Segala kebaikan yang aku rasakan mungkin adalah yang orang lain dambakan. Segala yang aku capai dengan mudah mungkin butuh pengorbanan bagi orang lain.

Alhamdulillah, akhirnya aku tersadar dari mimpi panjangku, mimpi indah yang pahit karena tidak menjadi kenyataan. Tapi saat ini, kenapa yang aku inginkan adalah kenyatan buruk yang manis. Buruk karena tak sesuai dengan mimpiku, tapi manis dirasakan karena itulah yang terbaik yang Dia berikan.

Aku sebenarnya tak terlalu bermasalah dengan perbedaan umur yang jauh, tapi setelah dipikir kembali, harusnya aku juga tidak gegabah untuk menentukan seperti dipaksakan. Sejujurnya akupun masih bingung apakah keputusan itu baik dengan membatasi kriteria umur. Aku hanya tak ingin menjadi terlalu pemilih untuk sesuatu yang tidak menjamin untuk surgaku, selama orang tersebut sholeh dan menerima aku apa adanya. Sampai detik ini aku pun masih bingung dan belum menemukan jawaban yang pasti.

Aku sepertinya akan berhenti untuk mengejar, aku ingin menunggu walaupun aku sadar saat ini usiaku sudah cukup matang untuk menikah, tapi aku tak mau menjadikan hal tersebut beban untuk hidupku, salahkah? Aku tak ingin keterburuanku menjadikan aku salah melangkah atau salah memilih bahkan menjadi gelap mata hanya untuk hal tersebut.

Bukan ingin menunda, aku hanya tak ingin terlalu sedih dalam proses penantian ini. Bukan pula aku terlalu memilih, karena memang tidak ada yang bisa aku pilih. Bukan pula menolak, karena tak ada yang bisa aku tolak. Sampai saat ini tak ada seorangpun yang berminat untuk meminangku.

Aku takut memikirkannya, kenapa sampai saat ini tak ada yang datang, sebegitu buruk kah aku? Astagfirullah, itu yang aku takutkan, aku takut untuk berpikir kemungkinan-kemungkinan yang membuat aku berpaling akan kuasa-Nya, membuatku ragu akan karunia-Nya, membuat aku menutup mata akan rahasia-Nya yang indah.

Aku akan berusaha menyakinkan hati kecil ini untuk tidak berkecil hati menghadapinya. Mencoba berhuznudzon akan rencana-Nya, berat.

Ragu ku harap kau pergi
Khawatir menghilanglah
Yakin kuatkan lah

Waktu akan menjawab semua itu, kuharap tahun ini, manis itu akan datang melenyapkan pahit yang kurasa.
Walaupun bukan akhir cerita, kuharap itu adalah awal kehidupan baruku menjadi wanita yang didambakan semua wanita dibumi ini.
Walaupun aku belum siap, kuyakin ia akan membantu ku melaluinya
Walaupun aku belum sempurna, kuyakin ia akan melengkapinya

Karena bersatu bukan untuk melemahkan, tapi untuk menguatkan satu sisi lainnya


*thin220117

Kisahku -yakin

Aku memutuskan untuk tidak menyerah dengan keadaan ini, aku yakin saat itu akan tiba. Saat semua yang aku tunggu terjawab oleh waktu.

Aku memutuskan untuk tidak menyerah dengan keadaan ini, karena saat semuanya telah berlalu aku pasti akan mengucapkan kata syukur karena telah diijinkan untuk melalui semua ini.

Aku memutuskan untuk tidak terbuai dengan keadaan yang selama ini menghanyutkanku, membuatku lupa akan gunaku, membuatku menjadi orang bodoh untuk waktu yang tidak sebentar
Aku memutuskan untuk tidak menyerah

Semua yang aku lalui
Semua yang aku lakukan
Semua yang telah tertinggal
Semua yang telah kuabaikan
Semua yang telah kulupakan
Semua yang telah aku tutup untuk selama-lamanya

Tak ada waktu untuk menyesal
Tak ada waktu untuk menangis

Pikiranku saat ini dipenuhi dengan segala hal yang ingin ku lakukan
Menyusuri waktu, menyusuri bumi ini dengan kakiku, dengan mimpiku, dengan cintaku, dengan harapanku, dengan masa depanku, dengan jiwaku
Akankah semua ini sesuai dengan rencana-Nya

Semua akan berjalan sesuai pilihanku, sesuai dengan keyakinanku, sesuai dengan pilihanku



*thin220171