Hari ke-3, Setelah bangun tidur
dan shalat subuh kami siap-siap packing karena kita akan bertolak ke Malaysia
via jalur darat. Setelah mandi dan packing selesai kita langsung keluar kamar
hostel karena kita masih mau lanjut jalan-jalan lagi, tapi karena kami lupa
memberitahu resepsionis bahwa kami akan check out lebih awal malam sebelumnya
jadinya kita menunggu sampai resepsionisnya datang. Ya udah deh sambil menunggu
kami menikmati breakfast dan wifi gratis, kenapa kami menunggu karena
sebelumnya pas kami check in kami harus deposit 10 SGD untuk kunci dan akan
dikembalikan setelah check out, lumayan jeng.... J
Setelah resepsionisnya datang,
kami check out dan titip tas (free ya titip tasnya). Tujuan kami hari ini
adalah ke Orchard dan USS, sebelumnya kami sudah menanyakan dimana letak halte
bus karena kami ingin mencoba transportasi lain selain menggunakan MRT.
Ternyata tidak jauh dari hostel berada justru lebih dekat halte bus
dibandingkan stasiun MRT, tepatnya di jalan Lavender Street. Setelah sampai, kami langsung melihat peta pemberhentian bus tujuan kita adalah VivoCity yang merupakan pintu masuk menuju USS. Ada dua
Entrance untuk memasuki USS yang pertama melalui VivoCity yang merupakan salah
satu Mall terbesar di Singapore dan melalui pintu masuk utama, nah untuk masuk
pintu utama ini ada dua jalur yaitu dengan menggunakan bus/mobil pribadi dan
berjalan kaki. Kemarin kami menuju USS melalui VivoCity pintu masuknya berada
di lantai 3 dengan membayar 4 SGD bisa bayar menggunakan EZ link, lalu kami naik SkyTrain.
Sampailah kami ke sebuah tempat
yang terkenal seantero dunia dengan iconnya bola dunia dengan tulisan UNIVERSAL. Sebenarnya kami
ingin menuju Sentosa Island berhubung malas bertanya akhirnya kita gak ketemu
deh dengan Suaminya Merlion...hehehe. Kok suaminya Merlion sih, jadi selain di Merlion Park, patung icon
negara Singapura ini juga berada di Sentosa Island, setelah kedua kalinya pergi
akhirnya saya tahu dimana letak patung Merlion di Sentosa. Jadi posisinya kalau
dari arah USS lurus saja ke arah naik skytrain nah sebelum sampai disebelah
pintu masuk ke Skytrain ada eskalator dan tangga ke arah atas ikuti saja
biasanya banyak yang lanjut kesana, nah puas foto-foto kamipun melanjutkan perjalanan menuju Orchard. Dari Vivocity (Stasiun Harbour Front) kita
lanjut ke Orchard dengan menggunakan MRT line ungu menuju Punggol lalu kita
transit di Dhoby Ghaut untuk pindah ke line merah menuju Jurong East berhenti
di Orchard.
Orchard Road merupakan salah satu
landmark negeri Singa yang identik dengan wisata belanja untuk barang-barang
branded. Karena hari sudah siang kami memutuskan untuk makan dulu, kami menuju
salah satu stand makanan di Lucky Plaza yang menurut informasi yang saya dengar, Lucky Plaza adalah tempat biasa kumpul para TKI dan hati-hati apabila membeli
barang elektronik disini karena kemungkinan besar tertipu. Untuk kenyataannya
sih saya kurang tahu karena saya tidak membeli barang elektronik
disini...hihihi. Setelah makan kita foto-foto dan masuk ke Mall Paragon untuk
lihat outlet-outlet merk terkenal ( sungguh miris...-_-‘). Oya jangan lupa
untuk membeli Ice Cream 1 SGD, sebenarnya sih gak pas 1 SGD tergantung jenis
Ice Cream nya dan juga pakai roti, cup or cone dengan harga yang bervariasi.
Tapi recommended lah secara cuaca mendukung kita untuk membeli ...hahahaha.
Tidak lama kami berada di Orchard
Road, karena hari ini kami akan melanjutkan perjalanan ke Malaysia via darat.
Balik ke hostel menggunakan MRT line merah menuju Marina Pier lalu transit City
Hall untuk pindah line hijau menuju Pasir Ris berhenti di Stasiun Lavender.
Tiba dihostel, bersih-bersih sebentar dan refill air kami langsung menuju Halte
lagi karena kami akan menggunakan bus menuju Woodlands. Kalau ingin ke Malaysia
via jalur darat lebih baik jangan menggunakan MRT (dari Lavender menuju Joo
Koon lalu transit di City Hall untuk pindah line merah menuju Jurong East turun
di Woodlands) walaupun lebih dekat sesekali gunakan bus juga karena kalian bisa
melihat suasana dan kehidupan warga.
Kami menggunakan bus untuk menuju Woodlands tempat berada Woodlands Checkponit yang merupakan imigrasi untuk keluar- masuk Singapore melalui Malaysia via jalur darat. Ada satu yang menarik perhatian, menurut saya perbedaan ekonomi warga terlihat sekali dari tempat tinggal mereka. Ketika menuju Woodlands
yang merupakan daerah yang berada di pinggiran negara Singapore ini kami
melihat perbedaan rumah-rumah warga mulai dari kawasan rumah besar yang
memiliki halaman dan garasi, apartemen besar, apartemen sedang sampai rumah
susun yang mencerminkan kehidupan ekonomi mereka setelah itu saat memperhatikan jalan ternyata di Singapore ada 2 jenis plat kendaraan yaitu berwarna merah dan hitam. Berbeda dengan di Indonesia biasanya kalau plat hitam untuk mobil pribadi dan merah untuk mobil instansi. Di Singapore, mobil yang memakai plat hitam bisa digunakan setiap hari dan harganya mahal sedangnkan mobil berplat merat hanya boleh digunakan pada hari sabtu dan minggu, harganya sangat murah tapi apabila mobil plat merah ini keluar pada saat weekday maka akan didenda yang pasti dendanya pasti mahal. Ok kita lanjut lagi setelah deretan rumah itu berlalu kami memasuki kawasan hijau seperti hutan dan sampai lah kami di halte
Woodlands. Kami turun dan kami ganti bus dengan nomor
170 tap kartu lalu duduk, bus ini merupakan bus antar negara yang pemberhentian
terakhir di Terminal Larkin, Johor Bahru.
Bus no 170 ini berhenti di
Woodlands Checkpoint yang merupakan kantor imigrasi Singapore, kami diwajibkan
untuk turun dengan membawa semua barang bawaan (jangan sampai ketinggalan karena mungkin kita tidak menaiki bus yang sama lagi). Lokasi Checkpoint ada dilantai
2 ikuti saja arus orang-orang karena mereka pasti menuju kesana, setelah tiba
kami antri di barisan imigrasi yang menangani semua jenis pasport luar negeri. Imigrasi akan sangat ramai apabila di jam-jam sibuk seperti berangkat kantor
atau pulang kantor karena banyak sekali warga negara Malaysia yang kerja di
Singapore tapi mereka tinggal di Johor Bahru. Alasannya karena biaya hidup yang
lebih murah, dan lagi transportasi yang tidak sulit. Selain itu, saat weekend juga sangat ramai karena banyak sekali warga negara Singapura yang
pergi ke Malaysia untuk berjudi karena alasannya lagi-lagi biaya judi yang
murah atau sekedar untuk membeli bahan makanan atau perlengkapan yang tentunya murah juga. Oya, bagi warga negara Malaysia atau Singapore sebenarnya ada sejenis kartu elektronik yang berfungsi sebagai paspor jadi mereka tinggal tap saja tanpa perlu cap stempel karena pemerintahan Malaysia dan Singapore membuat peraturan khusus untuk warganya sehingga mudah untuk keluar masuk Malaysia atau Singapore.
Kita siapkan pasport dan potongan
kartu imigrasi untuk keluar yang sebelumnya kita isi dipesawat dan tara...
stempel keluar negara Singapura sudah terstempel cantik dipassport, tapi itu
belum selesai kita harus turun untuk menunggu bus no. 170 lagi dan tidak usah
menunggu bus kita yang tadi. Kita bisa naik bus no 170 mana saja untuk menuju
Terminal Larkin. Setelah naik kita akan melanjutkan perjalanan melewati
jembatan penyebrangan antara Singapura dan Malaysia. Selain bus, ada motor dan
mobil pribadi yang melaluinya sungguh suasana yang asik untuk diperhatikan.
Setelah melalui jembatan penyebrangan tibalah kita di Imigrasi Sultan Iskandar
Muda, Johor Bahru. Disini kita mengisi kartu imigrasi lalu serahkan kepada petugas imigrasi beserta passport, saran saya sebaiknya kalian membawa pulpen
sendiri karena akan sangat lama kalau harus menunggu yang lain untuk menggunakan pulpen.
Tidak lama menunggu akhirnya
stempel negara ke dua menghiasi passport kami, aaaaaa..... unbelieveable but it’s
real i’m really really happy (Lebay yaa :p). Setelah itu kami keluar imigrasi,
karena lama menunggu bus 170 belum ada kami memutuskan untuk menggunakan bus
lain dengan modal bertanya sama supirnya apakah bus ini menuju Terminal Larkin
dan beliau meng-iyakan. Karena kami tidak punya pecahan kecil ringgit akhirnya
kami belanja minuman, lalu kami naik bus tersebut dengan biaya 3 RM sampai
Terminal Larkin.
Melihat suasana Johor Bahru saat
itu seperti melihat Jakarta dengan dihiasi rumah-rumah yang banyak serta ruko dipinggir jalan tapi
bedanya disini tidak macet. Hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit kami tiba
di Terminal Larkin, Terminal ini tidak jauh berbeda dengan terminal-terminal
yang ada di Jakarta. Saat memasuki terminal ini disepanjang jalan banyak calo
yang menawarkan tiket, tapi sesuai petunjuk blog yang saya baca, kami langsung menuju loketnya.
Banyak sekali alternatif bus, salah satu bus yang recomended adalah Causeway Link
yang memiliki armada berwarna kuning dengan tempat duduk yang luas, tapi jangan
khawatir bus-bus di Malaysiamemiliki space kursi yang luas
sehingga kita nyaman sekali.
Kami sepakat membeli Causeway
Link dengan harga 35 RM, lebih murah 5 RM dari yang ditawarkan calo-calo
didepan. Setelah beli tiket kami langsung mencari Masjid karena kami belum shalat sedangkan saat itu sudah pukul 4 sore. Oya Terminal Larkin ini ada
pasarnya didalam, lanjut kami menemukan masjid di lantai 3. Kami sebenarnya
sudah mencari tempat penitipan tas tapi mereka tutup jam 10 malam sedangkan
kami akan berangkat menuju KL jam 12 malam. Sehingga kami memutuskan untuk
membawa saja tas kami lagi pula tidak banyak kok.
Setelah Sholat Jamak Qashar
Takhir, kami beristirahat dulu sambil menunggu maghrib dan isya. Sebenarnya
kami ke masjid juga punya tujuan untuk menghabiskan spare time disini berhubung kami bingung
mau istirahat dimana. Dan sedihnya, masjid disini sangat ketat peraturannya
jadi kita tidak bisa tiduran dan juga ada cctvnya. Beberapa kali kami di tegur
oleh securiti wanita karena beliau meilihat kami dari sore sampai saat itu
pukul 9 malam dan kami belum pergi juga dan beliau mengatakan bahwa masjid ini
tutup jam 10 malam.
Dengan langkah gontai kamipun
langsung menuju KFC yang berada dilantai bawah, sebenarnya karena alasan lapar
juga sih..hehehe. Masih 3 jam lagi
sebelum keberangkatan dan kamipun tak yakin apakah busnya akan on time.
Menikmati suasana malam diterminal yang ramai, ternyata banyak juga yang
menunggu bus seperti kami. Jam 01.00 dini hari kami dipanggil menuju bus
ternyata bukan bus yang kami pesan, tetapi merk lain...:( penjaga loket
beralasan karena busnya akan telat sekali sehingga dia memberikan solusi kita
menggunakan bus lain, memang sih busnya tidak mengecewakan. Karena sudah sangat
ngantuk akhirnya kita naik juga. Alhamdulillah akhirnya bisa tidur juga.......
Hooooaaaam -0-
Thin9